Perbedaan Budaya Antar Pulau di Indonesia
Kebudayaan Jawa Tengah
Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya
Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang
memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di
daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga
Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di
seluruh provinsi ini.
1. Rumah Adat
Tidak hanya di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta pun memiliki rumah
joglo dengan cirri khas daerahnya masing-masing. Ciri khas rumah joglo
secara umum yaitu memiliki pekarangan yang luas dan lapang tanpa
dibatasi oleh sekat, bangunannya berbentuk persegi panjang, memiliki
tiga pintu depan dan terdapat tiang yang disebut Soko Guru atau Saka
Guru. Denah utama rumah Joglo terdiri dari tiga bagian utama yaitu,
Pendhapa atau Pendopo, Pringgitan dan Omah Dalem atau Omah Njero dan
bagian tambahan lainnya. Berikut ini skema sederhana rumah Joglo.
Selain rumah Joglo terdapat pula rumah adat lainnya yang terdapat di
Jawa Tengah yang bentuknya tidak kalah menarik dan bersejarah. Sejarah
jawa menyatakan bahwa rumah adat dari Jawa Tengah diklasifikan menjadi
lima kategori, yaitu Joglo (Tikelan), Tajug (Tarub), Limasan, Kampung
dan Panggang Pe. Perbedaan dari kelima rumah adat ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
2. Pakaian Adat
Kebaya
Kebaya umumnya dibuat dari bahan kain katun, beludru, sutera brokat,dan
nilon yang berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dan
sebagainya. Untuk modelnya sendiri ada kebaya panjang dan kebaya
pendek. Kebaya panjang bagian bawahnya mencapai lutut, sementara kebaya
pendek bagian bawahnya hanya mencapai pinggang. Di bagian depan sekitar
dada, terdapat kain persegi panjang yang berfungsi sebagai penyambung
kedua sisinya.
Kain Tapih Pinjung
Sebagai bawahan kebaya, kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik
bermotif batik digunakan dengan cara melilitkannya di pinggang dari kiri
ke kanan. Untuk menguatkan lilitan, digunakan stagen yang dililitkan di
perut sampai beberapa kali sesuai panjang stagennya. Agar tidak
terlihat dari luar, stagen kemudian ditutupi dengan selendang pelangi
berwarna cerah.
3. Tari-tarian Tradisional
Tari sering disebut juga ”beksa”, kata “beksa” berarti “ambeg” dan “esa”,
kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian bahwa orang yang akan
menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu menyatu jiwanya
dengan pengungkapan wujud gerak yang luluh. Seni tari adalah ungkapan
yang disalurkan / diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang
ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai
iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya
sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai masuknya agama Islam dan
kemudian berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan
kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan. Tari mengalami
kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit
khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Keris
dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan sebagai symbol “ Kejantanan “
dan terkadang apabila karena suatu sebab pengantin prianya berhalangan
hadir dalam upacara temu pengantin, maka ia diwakili sebilah keris.
Keris merupakan lambang pusaka. Di kalender masyarakat jawa mengirabkan
pusaka unggulan keraton merupakan kepercayaan terbesar pada hari satu
sura.
5. Suku
Mayoritas
penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat
budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat
istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang
cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan
meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak
di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan
Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa
dengan logat yang kental sehari-harinya. Selain itu di beberapa
kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia.
Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang
perdagangan dan jasa. Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat
pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah
Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan
provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang
kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.
6. Bahasa Daerah
1. Rumah Adat
Rumah
adat Kalimantan Timur dinamakan Rumah Lamin. Rumah Lamin adalah rumah
adat suku Dayak Kenyah diKalimantan Timur. Rumah itu berbentu panggung
setinggi 3m dari tanah dan dihuni oleh 25-30 kepala keluarga. Ujung atap
rumah diberi hiasan kepala naga, simbol keangungan, budi luhur, dan
kepahlawanan. Halaman rumah diisi oleh patung patung Blontang,
menggambarkan dewa dewa sebagai penjaga rumah atau kampung
2. Pakaian Adat
Pria
dari Kalimantan Timur memakai tutup kepala (topi) berhiaskan bulu bulu
enggang, baju rompi dan kain tenun sebatas lutut. Sebuah tameng dengan
hiasan yang khas berada ditangannya. Hiasan lainnya adalah kalung yang
terbuat dari tulang atau gigi binatang.
3. Tari tarian Daerah Kalimantan Timur
1. Senjata Tradisional Kalimatan Timur - Mandau
Mandau
adalah senjata tradisional yang digunakan oleh masyarakat suku dayak
yang ada di Kalimatan Timur. Untuk mengenal lebih lengkap mengenai
Mandau ini, sobat bisa kunjungi artikel : Mandau, Senjata Tradisional
Kalimatan Utara.
2. Senjata Tradisional Kalimatan Timur - Bujak
Bujak
adalah senjata tradisional Kalimatan Timur yang merupakan senjata
sejenis tombak. Sat ini penulis belum menemukan sumber artikel yang
membahas senjata bujak yang berasal dari Kalimatan Timur. Namun suatu
saat akan diupdate.
3. Senjata Tradisional Kalimantan Timur - Gayang
Gayang
adalah senjata tradisional Orang Dayak Kadazandusun, bentuk gayang
mirip dengan Mandau. Perbedaan dengan Mandau pada umumnya terletak pada
desain bilah dan sarung yang agak melengkung seperti Parang Ilangnya
Dayak Iban. Ukuran panjangnya lebih panjang dari Mandau pada umumnya.
Seperti mandau, gayang juga dibuat dengan ritual-ritual tertentu. Saat
pembuatannya, “dompuran” atau tempat membakar bilahnya maka akan
diritualkan dengan ritual “subak”, mengunakan ayam jenis komburak (ayam
putih), tanpa ritual, maka sang empu penempa gayang bisa terkena tulah
seperti ditulikan telinganya, dikaburkan matanya dan api pembakar mati
sendiri.
4. Senjata Tradisional Kalimantan Timur - Sumpit
Sumpit
merupakan senjata tradisional yang digunakan dengan cara ditiup.
Senjata ini digunakan untuk berburu, maupun untuk sejata perang. Sumpit
dibuat dari bilah bambu untuk batang (pipa sumpit) dengan anak sumpit
(damek) dibuat dari bilah bambu, lidi aren atau sirap. Ujung sumpit
diberi tombak yang dibuat dari besi atau batu gunung yang diikatkan pada
ujung sumpit.
Dengan senjata sumpit inilah masyarakat dayak pada zaman dahulu berburu hewan seperti burung yang ada diatas pohon maupun hewan-hewan liar dari jarak yang cukup jauh.
5. Suku :
6. Bahasa Daerah
7. Lagu Daerah
Indung indung.
Surakarta merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton
Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian
meluas ke daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga
meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni
tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya
Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat
dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih keluarga Sri
Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat
di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya Surakarta.
4. Senjata Tradisional
Keris pusaka atau tombak pusaka merupakan unggulan itu keampuhannya
bukan saja karena dibuat dari unsure besi baja, besi, nikel, bahkan
dicampur dengan unsure batu meteorid yang jatuh dari angkasa sehingga
kokoh kuat, tetapi cara pembuatannya disertai dengan iringan doa kepada
sang maha pencipta alam ( Allah SWT ) dengan duatu apaya spiritual oleh
sang empu. Sehingga kekuatan spiritual sang maha pencipta alam itu pun
dipercayai orang sebagai kekuatan magis atau mengandung tuah sehingga
dapat mempengaruhi pihak lawan menjadi ketakutan kepada pemakai senjata
pusaka itu.
6. Bahasa Daerah
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar
menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek
Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Di samping itu terdapat
sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni
kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah,
terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki
pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran
dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas
Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek
tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah
tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu. Di wilayah-wilayah
berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian selatan, dan
kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih
menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.
Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah:- dialek Pekalongan.
- dialek Kedu.
- dialek Bagelen.
- dialek Semarang.
- dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati).
- dialek Blora.
- dialek Surakarta.
- dialek Yogyakarta.
- dialek Madiun.
- dialek Banyumasan (Ngapak).
- dialek Tegal-Brebes.
Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur
Rumah lamin terbagi atas ruang dapur, ruang tidur dan ruang tengah guna
menerima tamu atau pertemuan adat. Tangga untuk naik kerumah lamin
terbuat dari satu pohon. Bentuk tangga ini tak berbeda antara rumah
bangsawan dan rumah rakyat biasa. Dinding rumah terbuat dari katu
diselingi daun rumbia, sedangkan kolong rumah dapan dipergunakan untuk
memelihara ternak.
2. Pakaian Adat
Sedangkan wanitanya memakai topi dengan hiasan yang khas baju rompi dan
kain (rok) dengan warna dan hiasan yang khas pula. Perhiasan yang
dipakai adalah kalung dan beberapa gelang dikedua belah tangannya.
3. Tari tarian Daerah Kalimantan Timur
- Tari Gong, dipertunjukkan pada waktu upacara penyambutan terhadap tamu agung. Dapat pula dipertunjukkan sewaktu kelahiran seorang bayi kepala suku. Tari ini bersumber dari tari tradisi Dayak Kenyah, yang merupakan gabungan dari tari perang dan tari gong. Keseluruhannya menggambarkan kisah dua orang pemuda yang memperebutkan seorang putri yang kemudian menjelma menjadi seekor burung.
- Tari Perang, tari yang mempertunjukkan pertarungan dua orang pemuda salam memperebutkan seorang gadis.
- Hudug dan Belian, adalah tari tarian yang mengandung kepercayaan magic untuk mengusir roh jahat yang menganggu.
1. Senjata Tradisional Kalimatan Timur - Mandau
2. Senjata Tradisional Kalimatan Timur - Bujak
3. Senjata Tradisional Kalimantan Timur - Gayang
“Dompuran” juga terlebih dahulu ditaburi garam dan
dibacakan mantera atau rinait “ponusi” agar supaya kelak gayang akan
menjadi berbisa. Ketika gayang sudah siap, yang pertama dilakukan oleh
penempa gayang adalah mengorbankan seekor ayam jantan merah dan darahnya
disimbahkan ke gayang, penempa membacakan rinait “pongoboh” sebagai
tanda gayang itu bukan lagi “benda mati” tapi “benda hidup” yang harus
dijaga oleh tuannya.
Penyembelihan ayam jantan merah tanda bahwa gayang itu kelak akan
menjatuhkan setiap laki-laki yang perkasa sebab ayam jantan melambang
kegagahan. Menurut orang tua, gayang yang sudah “disubak” dan “dikoboh”
itu akan menjadi seperti makhluk bernyawa, dan makanannya adalah darah
dan otak manusia. Maka, setiap kali seorang pahlawan membunuh musuhnya,
mereka akan mengambil otaknya dan memasukkan ke dalam satu lubang hulu
gayang dan juga di dalam sarung gayang, dengan itu, semangat musuh akan
tinggal dalam gayang tadi.
Senjata sumpit yang mengandalkan kekuatan meniup ini bisa dibidikan
dengan sasaran yang cukup jauh, yaitu sekitar 30 m untuk sasaran
horizontal dan 25 m untuk sasaran vertikal.
Dengan senjata sumpit inilah masyarakat dayak pada zaman dahulu berburu hewan seperti burung yang ada diatas pohon maupun hewan-hewan liar dari jarak yang cukup jauh.
5. Suku :
Suku dan marga yang terdapat didaerah Kalimantan Timur adalah : Dayak,
Tidung, Kenyah, Bulungan, Berusu, Kayan, Abai, dan lain lain.
6. Bahasa Daerah
Kenyah, Kayan, dan lain lain.
7. Lagu Daerah
Indung indung.
Sesungguhnya artikel ini tidak asli kami buat. Tapi kami telah menulis sumber-sumbernya dan kami link di beberapa tempat di post kami ini. Terima kasih.
BalasHapusperbedaan cara cebok gk ada mas?
BalasHapusWaduh gak ada atuh mas.
BalasHapus